Dalam sejarah Liga Premier Inggris, mungkin nama Roy Keane bisa dikatakan menjadi salah satu pemain yang paling mengerikan di kompetisi tertinggi negeri Ratu Elizabeth tersebut. Meski selama ini dikenal luas sebagai mantan kapten Manchester United, namun hal tersebut tak mampu membuat dunia mengetahui sosok seorang Roy Keane. Bahkan sejumlah pertanyaan sulit pun sering kali menyeruak di telingan fans United, yakni siapa yang lebih hebat antara Bryan Robson dan Roy Keane? Keduanya memang dikenal mempunyai sejarah masing-masing untuk Setan Merah. Namun siapa yang bisa melupakan sosok seorang Roy Keane? Keane yang dikenal ambisius memang mempunyai sepak terjang yang luar biasa. Berjuang secara mati-matian hingga menginspirasi rekan-rekannya, Keane kala itu berhasil mengalahkan tim papan atas Italia, Juventus di semifinal Liga Champions tahun 1999. Dalam laga tersebut Keane memperlihatkan semangat yang tak mungkin terkalahkan.
Mendapat julukan sebagai Manusia Dinamo, kehidupan Keane di masa muda justru berbanding terbalik dengan apa yang ia arungi di dunia sepakbola saat ini. Keane muda bahkan sempat dianggap tidak cocok untuk menjadi atlet sepakbola lantaran fisiknya yang terlalu kurus. Banyaknya cemoohan yang datang tak serta merta membuat Keane tunduk atau bahkan menyerah, ia memutuskan untuk menjadi pengangkat barel bir untuk memperbaiki fisiknya.
Pasca telah memastikan fisiknya dengan baik, Keane pun mencoba peruntungannya dengan bergabung bersama klub Cobh Ramblers dan kemudian berpindah ke Nottingham Forest saat usianya menginjak 18 tahun, tak butuh waktu lama Keane langsung bergabung ke tim inti dan memulai debutnya kala tandang ke markas Liverpool. Di akhir musim pertamanya Keane juga tampil di ajang sekelas final Piala FA Cup dan mendapatkan medali runner-up. sejak saat itulah nama Keane mulai menarik perhatian sejumlah pihak yang salah satunya adalah Alex Ferguson. Fergie mengungkapkan sangat kagum terhadap skill yang dimiliki oleh Keane, keberanian Keane mengambil first time tackle mendapat nilai plus tersendiri dari Fergie. Dibalik itu semua tidak banyak yang tahu jika sebelum hijrah ke Nottingham Forest, Keane sempat menulis surat permintaan untuk ikut serta dalam testing pemain ke berbagai klub di Inggris. Namun dari semua seleksi yang ia ikuti Keane mendapat nasib yang kurang menyenangkan dengan ditolak oleh sejumlah klub, mengetahui hal tersebut Ferguson mengonfirmasi kepada para pencari bakat yang telah menyia-nyiakan sosok emas seperti Roy Keane.
Di musim 1999/200 bisa dikatakan jika hal tersebut menjadi musim yang cukup indah bagi sang pemain, dimana ia berhasil memenangkan PFA Player of the Year dan Football Writers' Player of the Year. Hal tersebut membuktikan jika kepemimpinan Roy Keane kembali membawa dampak yang positif bagi Setan Merah. Sinar terang yang dimiliki Roy Keane membuatnya menjadi pemain yang memiliki gaji tertinggi di Inggris, dengan bayaran 52.000 pounds per minggu kala itu. Pemain yang kini berusia5 45 tahun itu telah menolak berbagai macam tawaran dari klub-klub besar Eropa yang diantaranya adalah Inter Milan, Lazio, dan Bayern Muenchen meski ditawari gaji 100.000 poundsterling kala itu Keane tetap berpegang teguh dan tak ingin meninggalkan klub kesayangannya.
Ditengah prestasinya yang bersinar tidak menutup kemungkinan Keane terhindar dari konflik, tepatnya di tahun 2002 Keane gagal melanjutkan karirnya ke jenjang yang lebih tinggi, ia gagal membela Irlandia di piala dunia yang digelar di Jepang dan Korea Selatan. Keane yang kala itu ditempa konflik dengan sang manajer harus menangguhkan keinginannya berlaga di piala dunia dan langsung berpulang ke Inggris. Seiring berjalannya waktu, Keane sering diprediksi akan menjadi pengganti Sir Alex Ferguson sebagai manajer Setan Merah. Tersebarnya rumor tersebut tak membuah pihak manapun melakukan bantahan secara resmi terlebih lagi dari Keane dan juga Sir Alex sendiri.
Dua orang yang mempunyai sejarah tersendiri di MU itu mengungkapkan jika mereka mempunyai rasa kagum antara satu sama lain. Fergie berujar jika Keane merupakan jenderal terbaik dan selalu tahu apa yang diinginkan oleh sang manajer. Ditengah persaingan yang kian tajam bukan tidak mungkin jika kita akan bersama-sama melihat pria dengan nama lengkap Roy Maurice Keane berdiri di Old Trafford bukan sebagai pemain atau bahkan kapten United, melainkan sebagai juru taktik.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai topik