Di era 80 an, Brazil bisa dikatakan mempunyai pemain yang layak masuk kedalam daftar pesepakbola bintang yaitu Arthur Antunes Coimbra atau Zico. Sering dijuluki sebagai "The White Pele", Zico merupakan salah satu pemain sepakbola Brazil yang paling hebat. Meski tak pernah satu kalipun memenangkan piala dunia, Nama Zico tak luput dari daftar legenda sepakbola Brazil. "The White Pele" merupakan pemain Timnas Brazil Era 80 an yang mampu tampil elegan.
Perjalanan karir sang legenda memang tergolong luar biasa, ia tergabung kedalam sepakbola profesional Brazil bersama klub Clube de Regatas Flamengo tepatnya di musim 1967-1983. Lepas dari klub tersebut, Zico memutuskan untuk bergabung dengan tim Italia Udinese tahun 1983-1985. Selang beberapa saat sang pemain kembali bergabung bersama Flamengo dan bermain untuk waktu yang lama yakni tahun 1985-1989. Selama bergabung bersama Flamengo, Zico menjadi pemain yang sukses mencetak gol terbanyak sepanjang masa di timnya tersebut. Lepas dari Flamengo, Zico memutuskan untuk menjajal kebolehannya bersama tim Asia, Jepang. Ia menapaki kakinya bersama Kashima Antlers di tahun 1991-1994.
Perjalanan karir sang legenda membuatnya menjadi bintang olahraga besar di Brazil. Dimana Zico dinobatkan sebagai Sekertaris Nasional Olahraga di tahun 1990. Kemampuan "The White Pele" sebagai playmaker jempolan sukses menempatkannya dalam deretan pemain terbaik sepanjang masa yang dikeluarkan oleh FIFA di tahun 2010. Kala itu ia berhasil menempati urutan ke-8 dibawah pemain seperti Alfredo di Stefano, Diego Maradona dan Johan Cruyff.
Disepanjang karirnya Zico telah membela Timnas Brazil sebanyak 71 kali pertandingan, ia bisa dikatakan sangat produktif lantaran mencetak 48 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak ke-4 Timnas Brazil sepanjang masa. Prestasi Zico pada saat memperkuat Timnas Brazil ialah ketika ia membawa skuad selecao menempati peringkat ke-3 dalam piala dunia 1978. Namun untuk karir pribadinya, Zico menempatkan pernah menjadi pemain terbaik dunia di tahun 1981 oleh Guerin Sportivo, El Mundo, El Balon dan Placar Magazine. Tak berhenti sampai disitu, ia juga mendapatkan penghargaan sebagai pemain terbaik pada 1983 oleh World Soccer Magazine. Berkat penampilannya yang menawan, sebutan "The White Pele" pun langsung menyeruak di Brazil, namun hal tersebut ditanggapi sangat biasa oleh Zico. Ia bahkan mengaku tak suka dengan anggapan tersebut karena merasa tak cocok jika disebut dengan "The White Pele".
Dan tepatnya di tahun 1994 Zico memutuskan untuk gantung sepatu, ia kemudian melebarkan sayapnya dan memulai karir sebagai pelatih di tahun 1999 bersama Kashima Antlers. Selang beberapa lama Zico langsung membesut tim Eropa seperti halnya Fenerbahce, CSKA Moskow dan Olympiakos. Dan tak hanya menangani sebuah klub, Zico juga dipercaya sebagai pelatih timnas ketika membesuk Jepang dan juga Irak. Kini di usianya yang menginjak 63 tahun, Zico masih setia dengan pekerjaannya di dunia sepakbola. Zico saat ini menjadi manajer dari salah satu peserta India Super League yaitu FC Goa. Dan selain menjalani karir kepelatihannya, ia juga berniat untuk mengembangkan bakat yang dimiliki oleh para pesepakbola dunia
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai topik