Sekitar 73 tahun yang lalu sempat lahirnya seorang anak di Alessandria, Italia. Tak ada yang menandakan bahwa ia akan menjadi anak yang spesial pada saat kelahirannya. Namun siapa sangka anak yang bernama Gianni Rivera tersebut tumbuh menjadi salah satu pesepakbola terhebat sepanjang zaman. Dari umur 0-10 tahun, memang Rivera terlihat sama dengan anak-anak lain pada umumnya. Namun setelah dirinya mengenal sepakbola kala beranjak dewasa, hampir semua yang mengenalnya pun langsung memanggilnya dengan sebutan "Si Bocah Emas Italia". Disebut "Si Bocah Emas Italia" karena saat itu Rivera terlihat memiliki bakat dan kemampuan yang amat berlimpah dibandingkan anak-anak seusianya dalam dunia sepakbola.
Terlahir sebagai seorang Alsessandria, lantas membuat "The Golden Boy" memulai karir sepakbolanya dengan memperkuat tim kampung halamannya tersebut pada umur 15 tahun. Hanya butuh waktu 1 tahun bagi Rivera untuk membesarkan namanya di Alessandria, dia pun langsung membuat AC Milan terpikat dengan kemampuannya kala itu. Sulit rasanya move on dari si gelandang muda Alessandria, Rossoneri pun lantas memaharinya dengan 200.000 US Dolar agar dirinya dapat bergabung bersama tim yang terkenal dengan warna merah hitam tersebut.
Masuk dalam kubu Rossoneri ternyata langsung membuat Rivera muda langsung menjadi seorang playmaker sekaligus kapten kesebelasan AC Milan. Kala itu keputusan yang dibuat sang pelatih Rossoneri untuk menjadikan dirinya sebagai seorang playmaker pun terasa nyata. Rivera mampu membuat feedback yang positif, tak hanya mampu menjadi seorang playmaker di San Siro, "Si Anak Emas" ini ternyata menjelma menjadi sesosok gelandang tajam yang amat haus akan gol sehingga dirinya pun membuat sang pelatih menjadi lebih jatuh hati pada dirinya. Tak hanya sang pelatih, para fans Rossoneri pun dibuat meleleh dengan kemampuan yang dimilikinya.
Prestasi dan kehebatan Rivera pada tahun pertamanya bersama AC Milan ternyata tak berhenti sampai disitu, ia berhasil memboyong scudetto pertamanya pada tahun 1962 silam. Hal tersebut tentu saja merupakan sebuah keajaiban, mengingat tahun tersebut merupakan tahun pertama "Si Golden Boy" bersama AC Milan. Selain keajaiban tadi, "Si Golden Boy" tercatat sering kali memberikan keajaiban-keajaiban untuk timnya. Ia tercatat sukses membungkus 3 scudetto untuk Rossoneri, ia juga sukses membawa pulang 1 Piala Interkontinental, 2 Piala Winners dan 2 Piala Eropa.
Dan atas pencapaian yang telah diraihnya itu, Tim Nasional Italia pun langsung memanggil dirinya agar bergabung dan turun andil dalam pagelaran Piala Eropa tahun 1968. Langkah yang diambil Tim Nasional Italia itu pun bukanlah langkah yang sia-sia, sang gelandang berhasil membawa timnas negaranya menjuarai Piala Eropa pada tahun 1968. Ia pun sukses membawa timnas Negaranya itu masuk ke putaran final Piala Dunia tahun 1970. Namun sungguh disayangkan kala itu Azzuri kalah telak 4-1 dari Brazil yang saat itu dibela oleh Pele.
Yang paling mengesankan dari Rivera saat dirinya berlaga dalam Piala Dunia, adalah gaya bermainnya yang sangat berbeda dari pemain lainnya. Dalam laga itu, dia selalu bermain dengan cara yang halus untuk mendapatkan bola dari kaki musuhnya. Padahal kala itu sang pelatih Azzuri menyarankan agar para pemainnya bermain kasar agar mencederai para pemain tim samba. Gaya permainan Rivera ternyata merupakan bentuk sportivitas yang dimilikinya, gaya permainan tersebut hingga kini selalu diterapkan dalam tim sepakbola negeri pizza, terkenal halus namun menusuk.
Selalu memberikan prestasi gemilang dalam karirnya, ternyata membuat federasi sepakbola dunia atau yang biasa disebut FIFA memberikan penghargaan Ballon d'Or untuk menghormati segala jasa Rivera saat dirinya berlaga dalam lapangan hijau. Penghargaan yang diraih pada tahun 1969 ini ternyata menempatkan dirinya di kasta yang lebih tinggi dari Luigi Riva dari Cagliari dan Gerd Muller yang kala itu menjadi pesaingnya untuk mendapatkan Ballon d'Or.
Ballon d'Or yang didapatkan Rivera itulah yang ternyata mengantarkan namanya masuk kedalam list 100 nama pesepakbola terbaik dunia yang kala itu dibuat oleh orang yang mengandaskan mimpinya dalam final Piala Dunia tahun 1970, Pele. Pele lah yang menganugrahi dirinya sebagai salah satu pesepakbola terbaik sepanjang masa.
19 tahun bergelut ditengah lapangan hijau bersama Rossoneri, ternyata cukup membuat "Si Anak Emas" lelah . Pada tahun 1979 dia pun memutuskan untuk pensiun dan lebih memilih untuk menjadi wakil presiden tim yang sudah membesarkan namanya, AC Milan. tetapi ketika Silvio Berlusconi membeli Milan pada tahun 1986 ia pun memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai wakil presiden tim. Rivera tua pun memutuskan untuk menggeluti dunia politik hingga kini, dan ia pun masih tercatat sebagai salah satu orang yang sangat berpengaruh dalam pemerintahan di negeri pizza saat ini.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai topik